Sejak tahun 2019, Yayasan Kopi Maluku membina petani secara intensif. Petani dilatih untuk memanfaatkan lahan/kebun secara efisien tanpa harus menebang pohon, menggunakan bahan kimia berlebihan hingga mendapat keuntungan dari hasil merawat pohon kopi.

Sejak Gempa Bumi terjadi di Ambon dan beberapa pulau lain di Maluku, Perlahan jumlah petani mulai berkurang sehingga proses regenerasi petani kopi pun melebar ke anak dan sanak saudara petani kopi sebelumnya karena pada masa pandemi, setiap orang harus berjuang mencukupi kebutuhan hidup masing – masing termasuk petani.

Hingga kini, banyak pihak yang tertarik dan bergabung menjadi Petani anggora Koperasi Seribu Negeri Kopi Maluku dengan persebaran aggregat data sesuai tabel di bawah ini

NoNamaKab/KotaJumlah PohonLuas Lahan (Ha)
1Andre SopulatuAmbon1201
2Heri HuwaaAmbon4004
3Bung OniAmbon2501
4Yoel SoplantilaAmbon61
5Anis AmanukuanyMaluku Tengah1112
6Erwin SaiyaMaluku Tengah2001
7John PatalatuMaluku Tengah103
8ArinMaluku Tengah1802
9Wa SuriaMaluku Tengah601
10HartatiMaluku Tengah141
11Ona MtinahoruwSeram Bagian Barat202
12J. TuheteruSeram Bagian Barat101
13Christofer ElwuarSeram Bagian Barat1001
14Ricky IvaksasilySeram Bagian Barat3002
15B. TuheteruSeram Bagian Barat142
16Hasanudin Siwa SiwanSeram Bagian Timur201
17Ani BlidaraSeram Bagian Timur442
18M. Saiful EtlegarSeram Bagian Timur1001
19M. Thaeb BuamonaBuru11002

Sebelumnya tidak ada perkebunan kopi di Maluku. Pohon kopi hanya tumbuh liar dan tidak dikelola dengan baik karena bagi petani, kopi tidak punya nilai ekonomis. Sehingga Yayasan Kopi Maluku aktif melakukan sosialisasi di berbagai daerah potensial Kopi.

Sosialisasi penguatan petani diperlukan untuk membangun kesadaran dan akses pasar demi putaran ekonomi skala Desa. Hingga kini, program budidaya bibit pohon poko terus dilakukan. Lahan/kebun petani mulai ditanami pohon kopi dengan tujuan mendongkrak kapasitas panen.